2020 until NOW!


by cerita kaktus's writer


Halo! lagi, lagi, dan lagi.

I'm back, after hiatus for a month (?)

Lama sekali rasanya untuk kembali mengembalikan niat agar dapat menceritakan kisah yang tak selamanya bahagia, juga tak selamanya bersedih. Semua itu akan berlalu seiring dengan berjalannya waktu dan akan memiliki rodanya masing-masing untuk berhenti sesuai dengan perhentiannya.

Dalam tulisan ini, aku akan membagi kisahku tepatnya satu tahun yang lalu hingga saat ini. Mulai dari sebelum pandemi bahkan saat pandemi. Sebenarnya, semenjak pandemi, perubahan dalam diriku tak begitu signifikan. Di tahun 2020, jatuh bangun kulalui, tak seperti dengan tahun sebelum-sebelumnya. Apalagi, di tahun 2020 aku sudah mulai mendaftar perguruan tinggi sana-sini. Berusaha untuk mendapat kesempatan yang diharapkan. Namun, tak semudah aku melihat mereka yang dengan bangga menggunakan almetnya masing-masing. 

Selama periode pendaftaran ini, terhitung 3x dicoba dan tetap saja tak sesuai harapan, rasanya ingin menyerah saja. Walau sebenarnya tidak benar-benar menyerah. Masih ada yang harus kuperjuangkan. Semua ini tak terlepas dari pola pikirku yang masih membandingkan diri dengan orang lain, masih sering bertanya "kapan aku seperti itu?" "kenapa mereka bisa begitu dan begini?" "kenapa, kenapa, dan kenapa?"

Sampai aku ingin mencoba lagi. Akan tetapi, tidak di jurusan yang sama sekali tidak pernah aku pikirkan bahkan bukan menjadi pilihan. Di balik ini, izin orangtua adalah hal yang terpenting. Selalu meminta izin dan arahan kepada mereka. Tapi, mengenai pilihan aku kali ini, sangat tidak disarankan untuk diriku, begitu kata ayahku. Ingat sekali saat itu ayahku bilang, "kamu maunya ngejar apa yang kamu inginkan atau hanya ngejar perguruan dan masuk tahun ini saja?" tentu saja JLEBB di hati.

Setelah ayahku mengatakan begitu, sebenarnya aku sangat tersadar akan perkataan itu. Benar juga! Ambisi ku untuk 'harus' melanjutkan pada  tahun itu juga (2020), membuatku lupa apa yang seharusnya aku inginkan bukan angankan. Pada tahap inilah, pertama kali aku merasakan ada yang tidak beres dalam diriku. Seringkali merasakan bingung ingin memilih, terus berpikir yang mungkin seharusnya belum tentu terjadi. Pikiran-pikiran yang kadang menjatuhkan diriku, berperang dengan diri sendiri yang tak sejalan dengan keadaan. Berbagai usaha yang aku jalani, hingga pada saat aku ingin memilih untuk perguruan tinggi swasta. Kedua orangtuaku sangat menjadi support systemku, ibuku terus menanyai tentang persiapan pendaftaran ini, terutama masalah biaya yang juga dipertimbangkan. 

Namun, ini bukan tentang diriku saja, ini juga mengenai orangtua dan adikku yang masih menjadi tanggungan mereka. Aku tidak bisa maksain sesuatu yang seharusnya masih ada alternatif lain. Tidak bisa maksain apa yang aku inginkan dengan mengorbankan orang lain. Semua kembali dipertimbangkan dan pada akhirnya aku memutuskan untuk tidak mendaftar. Perlahan aku mulai berdamai kembali dengan diriku, walau masih ada gejolak kecil yang rasanya ingin sekali mempertahankan keegoisan ini. 

Aku kembali memikirkan rencana selanjutnya. Kupikir tidak apa-apa untuk mengambil gap year 1 tahun dengan digantikan kursus untuk mengembangkan skill ku. Semua sudah disepakati, hingga pada saat aku berkomunikasi dnegan salah satu orang baik (kakak kelas aku dulu), dia memberikan berbagai informasi baru untuk kesempatan masuk perguruan tinggi yang kuinginkan. Aku menyanggupinya.

Alhamdulillah... harapan yang selama ini kuinginkan terkabul. Semua ini karena rencana-Nya Allah SWT lebih baik dan tanpa terduga. Doa-doa yang dipanjatkan bukan berarti tak dikabulkan, hanya saja BELUM dan BUKAN pada waktu yang kamu inginkan melainkan waktu terbaik yang Dia berikan.

Hingga saat ini pun, perjuangan tak berhenti sampai disitu. Aku tetap masih memperjuangkan apa yang ingin aku gapai. Mulai dari fase insecure, tak mencintai diri sendiri, membandingkan dengan orang lain, hingga pada saat inipun semuanya masih terjadi. Saat aku berada pada titik di mana aku tak merasa nyaman bahkan hampa, padahal semuanya terpenuhi.

Namun, untuk membalikkan hal ini menjadi better than before adalah tetap berdoa dan memperbaiki ibadah walau bukan berarti ibadahku benar-benar sudah terperbaiki. Masih banyak yang harus dilakukan agar menjadi yang sebaik-baiknya. Butuh kemampuan untuk mengendalikan diri sendiri.

Jika kalian bertanya, setelah itu bagaimana?

Alhamdulillah... kembali bangga dengan diri sendiri. Percaya kalau aku bisa, karena semuanya adalah kekuatan yang Allah SWT berikan. Yang perlu dilakukan dan diingat adalah menyadari serta mensyukuri segala proses untuk kita menjadi lebih paham makna hidup dan kejadian yang mungkin tak pernah terduga.

And... thank you!!


02 November 2021

teruntuk kita semua, masa ups and downs pasti ada dan hal itu wajar. Yang ngga wajar kalau kamu terus berpaku pada keadaan yang sebenarnya kamu pun tak menginginkan itu. Tetap lakukan yang terbaik dari sisi kamu dan jangan lupa terus melibatkan Allah SWT di dalamnya.

-sf

Komentar