![]() |
taken by cerita kaktus's writer |
iya, sama aku juga :). sama-sama capek bergulat dengan diri yang tak
selaras dengan pikiran dan hati.
ga salah kok, kalau kamu berhenti—hanya sejenak—bahkan mundur selangkah untuk merehatkan raga yang kian layuh. tapi... berhenti bukan untuk selamanya dan bukan berarti kamu melepaskan apa yang sedang kamu gapai.
gapapa untuk mundur, namun bertekadlah untuk maju tiga langkah
seolah-olah kamu tak kenal lelah.
siapa sih, yang ga bosan dengan aktivitasnya saat ini, keadaan yang
berbeda dengan beberapa tahun lalu. keadaan yang mengajarkan kita arti dari
berjuang dan bertahan. Orang-orang bahkan aku pernah membandingkan keadaan
sendiri dengan mereka yang dibawah dari kita untuk memicu semangat bersyukur.
tapi, apakah hanya mereka saja? lantas darimana mereka memperoleh syukur kalau
akal-akal mereka sama dengan kita yang seperti itu?
aku pikir, ini tak manusiawi. membiarkan mereka—kaum bawah—yang menjadi objek pemicu semangat dan sekadar dikasihani. mereka juga sedang berjuang dan berusaha untuk tak mengenal lelah padahal mereka juga sama seperti kita, merasa penat dengan tuntutan duniawi yang pada akhirnya mengajarkan mereka untuk bertahan agar tak terseleksi dengan keputusasaan.
.
tatkala kamu sedang berjuang kembali, banyak tangan menengadah untuk
berdoa kepada Tuhan agar aku,kamu,kita,kalian,dan mereka tetap bertahan dengan
atma yang kuat walau raga hampir rapuh.
08 Maret 2021
teruntuk kita semua, semangat untuk
bangkit.
Dunia akan terasa indah jika
iringan syukur kita labuhkan.
-sf
Komentar
Posting Komentar